Asal-usul Sapi Perah & Tantangan di Iklim Tropis

Sebagian besar sapi perah yang dibudidayakan di Indonesia adalah jenis FH (Friesian Holstein), yang berasal dari wilayah beriklim sedang (temperate climate), seperti Belanda, Jerman, Australia bagian Selatan dan Amerika Serikat bagian utara. Iklim di daerah asalnya memiliki suhu yang relatif sejuk, berkisar antara 5–25°C, dengan kelembapan yang lebih rendah dibandingkan Indonesia.
Namun, ketika jenis ini dibudidayakan di Indonesia—negara tropis dengan suhu harian 25–35°C dan kelembapan mencapai 70–90%—terjadi ketidaksesuaian fisiologis yang cukup serius. Sapi FH memiliki metabolisme tinggi karena kemampuannya menghasilkan susu dalam jumlah besar, namun tidak memiliki mekanisme termoregulasi yang efisien untuk menghadapi suhu tinggi.
Menurut laporan oleh West (2003), sapi FH mulai mengalami penurunan performa produksi ketika Temperature-Humidity Index (THI) melebihi angka 72, suatu kondisi yang hampir terjadi setiap hari di peternakan tropis dataran rendah Indonesia.
Dampak Stres Panas pada Produksi Susu
Ketika sapi mengalami stres panas (heat stress), terjadi berbagai gangguan pada fungsi tubuhnya:
- Produksi susu menurun drastis → bisa mencapai 20–40%
- Perubahan komposisi susu → kadar lemak dan protein menurun
- Gangguan reproduksi → heat detection (deteksi birahi) sulit, fertilitas menurun
- Risiko penyakit meningkat → karena imunitas melemah
- Kenaikan frekuensi nafas dan berdiri terus-menerus → sebagai respons alami terhadap suhu tinggi
Berdasarkan studi dari Kadzere et al. (2002), stres panas menyebabkan perubahan hormonal seperti peningkatan kortisol (hormon stres) dan penurunan IGF-1 (Insulin-like Growth Factor-1), yang berpengaruh terhadap efisiensi produksi susu.
Strategi Mengurangi Dampak Stres Panas
1. Perbaikan Ventilasi Kandang
Ventilasi silang dan pemasangan kipas angin besar dapat meningkatkan sirkulasi udara dan mengurangi suhu di dalam kandang.
2. Sistem Penyemprotan Air (Sprinkler)
Efektif bila dikombinasikan dengan kipas. Sprinkler membantu menurunkan suhu tubuh melalui evaporasi air dari kulit sapi.
3. Pemberian Pakan Saat Suhu Rendah
Waktu ideal adalah pagi buta atau malam hari, ketika suhu lebih dingin dan sapi lebih nyaman makan.
4. Formulasi Pakan Padat Nutrisi
Gunakan bahan pakan dengan kepadatan energi tinggi dan suplemen anti-stres seperti:
- Vitamin C dan E: antioksidan
- Zinc, Selenium: meningkatkan imunitas
- Elektrolit: menjaga keseimbangan cairan tubuh
5. Penyediaan Air Minum Berkualitas
Pastikan air tersedia dalam jumlah banyak, bersih, dan segar. Konsumsi air bisa mencapai 80–120 liter/hari saat cuaca panas.
Ilmiah: Kenapa Produksi Susu Bisa Turun?
Sapi yang mengalami stres panas akan mengalihkan energi dari fungsi produktif (misalnya memproduksi susu) ke fungsi homeostatik (misalnya mendinginkan tubuh). Ini menyebabkan penurunan aliran darah ke ambing, gangguan hormon prolaktin, dan aktivasi sistem saraf simpatik—semua ini menurunkan produksi susu (West, 2003).
Gunakan Indeks THI
Temperature Humidity Index (THI) adalah alat ukur untuk memantau risiko stres panas. Jika THI >72, sapi sudah memasuki zona bahaya. Monitoring ini kini bisa dilakukan menggunakan sensor digital yang mulai digunakan peternak modern.
Kesimpulan
Sapi Holstein Friesian unggul di tempat asalnya yang beriklim sejuk, namun sangat rentan terhadap stres panas di Indonesia. Karena itu, penting bagi peternak untuk menerapkan strategi manajemen lingkungan, nutrisi, dan ventilasi kandang untuk mengurangi dampaknya. Dengan pendekatan ilmiah dan adaptif, produktivitas sapi perah tetap bisa dijaga meski di tengah iklim tropis
Daftar Pustaka
- West, J.W. (2003). Effects of heat-stress on production in dairy cattle. Journal of Dairy Science, 86(6), 2131–2144.
- Kadzere, C.T., Murphy, M.R., Silanikove, N., & Maltz, E. (2002). Heat stress in lactating dairy cows: a review. Livestock Production Science, 77(1), 59–91.
- Nascimento, M.V.L. et al. (2021). Temperature and humidity index as an indicator of heat stress in dairy cows in tropical climates. Animals, 11(7), 1893.
- SNI 3141.1:2011. Produksi dan Mutu Susu Sapi Perah. Badan Standardisasi Nasional Indonesia.
- McDowell, R.E. (1972). Improvement of Livestock Production in Warm Climates. W.H. Freeman and Co.